Halo semuanya!!!!! *njerit sekenceng-kencengnya pake TOA* Lama gk posting nih. Pasti pada kangen *siapa juga yg mau baca blog.kuT.T* Aku mau crita boleh gak? Gini-gini...
Klian pasti tau Glee kan? (drama musical paling keren badai! Masa' gk tw sih, hellooo!!) *alay-.- Jadi, Glee skrng udh ad 4 season. Season pertama dlu di Global TV, aku gk trllu ngikutin sih, tpi aku suka:D. Tpi season 2 sampe 4 ditanyangin.a di suatu chanel di TV kabel yg harus langganan dulu itu-.- Akhirnya aku agk mlupakan Glee stlah Glee season 1 tamat. Tp, wktu klas 8, Rara (Gleek yg juga tmen.ku) ngasih tau aku tntang Glee season 2. Akhirnya aku punya video Glee season 2 FULL(cara mndapat.kan.a gk ush di bahas). Aku nnton dri episode 1 smpe 22 (klo gk slah sih._.) Dan Anda semua tahu apa yg trjadi slnjutnya???? Aku jadi trkena Glee FEVER yg bkin au jdi GLEEK(nama fans.a Glee). Aku jdi tergila-gila bgt deh sama Glee. Smpe aku mati-matian nyari lagu Glee cast dri berbagai sumber (terutama Rara). Akhirnya, aku jga mnta Glee season 3 ke Rara. Mski blum FULL, aku brusaha download sndiri:). Yg bkin aku cinta mati sama Glee itu aktor dan aktris.a suaranya pada keren badai semua!!!!!*bkin envy:( Tpi aku suka bgt ndengerin suara2 mreka smwa. Terutama Lea Michele, Amber Rilley, Naya Rivera, Diana Agron, Chord Overstreet, Chris Colfer, Cory Monteith, dkk. Pokok.a bagi kalian pecinta musik (nyanyi, main instrument, dll) wajib nnton Glee. Ingat ya, klo udh nnton Glee jngan ambil bagian negatif.a, tpi ambil bagian positif.a.
See you:*.....
Camera
If you want to Translate:)
Saturday, November 17, 2012
Love in Photograph Part 4
“Kyara!
Sebenarnya ada apa sih? Kenapa kamu tiba-tiba nangis?” Tanya Shone yang sedang
menarik tangan Kyara dan memegangnya erat. “Lepasin tangan aku!” Bentak Kyara.
“Aku gak bakal lepasin tangan kamu sebelum kamu jawab pertanyaannku!” Bentak
Shone. Plak!! Kyara menampar pipi
Shone hingga Shone melepaskan tangan Kyara. “Sebenernya ada apa sih?” Tanya Shone dalam hati sambil
memperhatikan Kyara yang berlari ke kamarnya. Braak!! Kyara membanting pintu kamarnya. Dia pun mulai menangis.
Jena dan Mosa yang mendengar suara pintu langsung menuju ke kamar Kyara. “Ada
apa Ra?” Tanya Jena khawatir. “Te… Ternyata… Dd… Dia itu pacar Kak Seshika!”
Jawab Kyara tersenggal-senggal. “Apa?! Jadi dia pacar Kak Seshika, kakak
kamu?!” Kata Mosa tak percaya. “Iya…” Sahut Kyara. “Mungkin Cuma sama nama
aja!” Kata Jena. “Enggak. Shone bilang kalo pacarnya itu juga meninggal karena
kanker paru-paru, persis kayak Kak Seshika. Lagipula, pacarnya itu juga punya
nama keluarga “Mikami”. Tiba-tiba… Tok…Tok…Tok!!
“Kyara, buka pintunya. Please!!”
Seru Shone. “Jena, aku lagi gak mau ketemu dia!” Kata Kyara. “Oke.” Sahut Jena.
“Shone,
Kyara lagi gak mau ketemu kamu.” Kata Jena. “Tapi, apa sebenernya yang
terjadi?” Tanya Shone penasaran. Akhirnya, Jena mengajak Shone keluar dan
menceritakan semuanya. “Jadi… Seshika itu kaka Kyara?!” Tanya Shone tak
percaya. “Begitulah.” Jawab Jena. “Kakak Kyara dulu juga meninggal karena
kanker paru-paru, persis dengan yang kamu katakana.” Jelas Jena. “Ya ampuun!!
Kenapa bisa jadi begini sih!” Keluh
Shone. “Kenapa aku harus jatuh cinta sama adik dari pacar aku yang udah
meninggal!” Seru Shone kesal. “Sudahlah. Cinta itu tidak pernah salah. Ini yang
disebut suratan takdir. Orang terbaik untuk menggantikan Kak Seshika dihati
kamu adalah Kyara, adik kandung Kak Seshika. Aku juga yakin, Kak Seshika pasti
juga akan bahagia melihat kamu dan Kyara hidup bahagia.” Jelas Jena, berharap
dapat menenangkan Shone. “Tapi bagaimana dengan Kyara? Apa dia tetap akan
menerimaku? Atau malah menjauhiku?” Tanya Shone. “Ini semua hanya masalah waktu.
Dan jika waktunya sudah tepat, ajaklah Kyara membicarakan semua ini. Aku yakin,
dia pasti juga akan mengerti.” Jelas Jena. “Baiklah. Tolong tenangkan Kyara.
Dia terlihat sangat shock dengan semua yang terjadi. Jaga dia ya! Dan sampaikan
pada dia, aku begitu mencintainya.” Kata Shone. “Pasti! Aku pasti akan
melakukan semua itu. Demi sahabatku, dan demi kekasih sahabatku.” Ujar Jena.
“Terimakasih Jena.” Kata Shone sambil meninggalkan Jena. Jena kembali ke
kamarnya, begitu pula Shone yang sudah sangat lesu dan tak bersemangat.
Hari
demi hari berlalu. Namun, Kyara masih saja memikirkan masalah 4 hari yang lalu.
“Ra, aku sama Jena mau belanja juga beli oleh-oleh karena besok kita pulang.Mau
ikut?” Ajak Mosa dengan nada lembut. Kyara hanya menggelengkan kepala.
Akhirnya, Jena dan Mosa pergi. Belum smapai satu menit, ada yang mengetok
pintu. Kyara pun membuka pintu. “Hai. Lama tak bertemu.” Sapa Shone. “Aku Cuma
ingin mengambil kameraku yang dipinjam Jena 4 hari lalu.” Jelas Shone. Kyara segera mengambil kamera Shone dan
memberikannya pada Shone. Saat Kyara hendak menutup pintu, Shone mencegahnya.
“Bisa bicara sebentar?” Tanya Shone. “Enggak!” Jawab Kyara dingin sambil
berjalan menuju ke danau dekat penginapan. Shone pun mengejar Kyara.
Di danau…
“Kyara,aku…”
Kalimat Shone terpotong. “Udah aku bilang, aku enggak mau ngomong sama kamu!”
Bentak Kyara. “Tapi, aku mau jelasin sesuatu. Aku enggak tau kalo Seshika
Mikami itu kakak kamu.” Kata Shone. “Terus sekarang apa mau kamu?” Tanya Kyara
yang mulai meneteskan air matanya lagi. “Aku mau, kamu tetap jadi kekasih aku.”
Jawab Shone. “Hah? Kamu tu bener-bener gak punya perasaan ya!” Kata Kyara yang
hendak menampar Shone, namun Shone menahannya. “Kyara, tunggu! Aku ngelakuin
ini karena aku berfikir. Ini semua gak akan terjadi secara tidak sengaja. Ini
semua takdir. Tuhan mengambil orang yang begitu aku sayangi, Seshika Mikami.
Dan dia mengirimkan kamu yang begitu mirip dengan Seshika, kakakmu. Dan aku
juga yakin, kakakmu pasti akan sanagt bahagia di surge karena melihat orang
yang dia sayangi,aku dan kamu, bisa hidup bahagia. Dan Seshika pasti lebih rela
jika penggantinya adalah adiknya sendiri,bukan orang lain. Percayalah, ini
semua takdir.” Jelas Shone yang kemudian memeluk Kyara. Kyara mulai memahami
semuanya, meski tetesan air mata masih mengalir di pipinya.
Pagi
harinya, Shone, Kyara, Jena dan Mosa bergegas untuk segera pulang ke Tokyo.
Sesampainya di Tokyo, atas permintaan Kyara, mereka berempat berniat untuk
berziarah ke makam Seshika Mikami. “Kak, ini Kyara. Gimana kabar kaka di surge?
Pasti kakak bahagia kan?” Kyara tak sanggup menahan tangisannya. Shone pun
mendekapnya dengan erat, berharap dapat mengurangi rasa sedih Kyara. “Kak, aku
ingin ijin sama kakak. Aku sekarang berpacaran dengan Shone, pacar kakak dulu
yang belum pernah kakak kenalkan ke aku. Aku ingin, kaka bahagia di sana dan
merelakan Shone untuk menjadi kekasihku.” Kata Kyara. “Seshika, aku yakin, kamu
pasti akan merelakan semua ini. Kamu pasti akan bahagia dengan semua ini. Dan
meski begitu, kau tetap cinta pertama dalam hidupku.” Kata Shone. Akhirnya,
Kyara, Shone, Jena dan Mosa berdo’a untuk Seshika, Seshika Mikami. Seseorang
yang begitu berharga untuk mereka, terutama Kyara dan Shone. Mereka juga sempat
berfoto di makam Seshika. Setelah itu, Kyara, Shone, Jena dan Mosa bergegas
untuk pulang. Air mata Kyara sempat menetes ketika melangkah meninggalkan makam
Seshika. Namun, ia sadar, jika ia bersedih, Seshika pasti juga akan sedih.
Beberapa hhari kemudian, foto yang diambil sewaktu di makam Seshika pun selesai
dicetak. Saat dilihat, betapa kagetnya Kyara, Shone, Jena dan Mosa ketika
melihat Seshika di foto tersebut. Di foto tersebut, Seshika terlihat begitu
gembira. Seshika menangis bahagia, ternyata kakaknya memang merestui hubungan
Kyara dengan Shone.
Setelah
kejadian itu, Kyara dan Shone berjanji jika mereka akan selalu bersama. Dan
mulai detik itu juga, mereka selalu mengabadikan setiap peristiwa dalam
kehidupan Kyara dan Shone, serta sahabat-sahabat mereka. Sejak Kyara dan Shone
mulai berkenalan, lalu saat jalan-jalan di Matsuyama, di makam Seshika, saat
Kyara dan Shone kuliah, lalu saat pernikahan Kyara dan Shone, saat Kyara dan
Shone memiliki anak yang tumbuh dewasa menjadi seorang fotografer “tulen”, saat
Kyara dan Shone tua, hingga akhirnya saat Kyara dan Shone tertidur lelap
menyusul Seshika di surga, semua tersimpan di album foto “Love in Potograph”.
Sebuah album foto yang menyimpan beribu kenangan dari sejarah cinta dua orang
fotografer handal di Tokyo, Jepang.
Subscribe to:
Posts (Atom)