Camera

Inspired by Lea Michele, Amber Rilley, Chris Colfer, Naya Rivera, Cory Monteith, Grant Gustin, Chord Overstreet,Darren Criss,Kevin McHale, Damian McGinty, Heather Morris, etc:D:D Because I'm Glee addicted..

If you want to Translate:)

Saturday, June 30, 2012

Love in Photograph #Part3


“Maa…Maksud kamu?” Tanya Kyara dengan tergagap karena tatapan Shone membuat Kyara melted. “Sudahlah. Eem…Kamu laper enggak? Di sini juga ada sushi kok! Mau pesen?” Tanya Shone mengalihkan pembicaraan. “Enggak deh. Ini kan udah lewat jam makan malam. Entar aku gendut lagi,hehe.” Jawab Kyara. “Ya udah. Kalo gitu kita balik ke penginapan aja yuk!” Ajak Shone. “Oke.” Jawab Kyara. Mereka pun kembali ke penginapan. “Kamu di kamar berapa?” Tanya Kyara. “Aku di kamar 125. Kamu?” Kata Shone. “Loh! Berarti Cuma di samping kamar aku dong! Aku di kamar 124.” Jawab Kyara sambil sedikit terkejut. “Ya udah. Bareng aja yuk.” Kata Kyara. “Oke.” Jawab Shone. Akhirnya, mereka sampai di kamar masing-masing dan segera tidur.
“Eh, Kyara. Tadi malem kamu ngetok-ngetok pintu kamar kita ya?” Tanya Jena. “Iya.” Jawab Kyara. “Maaf ya! Aku tadi malem agak denger sih. Tapi aku kira suara apa gitu.” Kata Jena. “Gak apa kok.” Kata Kyara memahami temannya itu. “Emang kenapa sih tadi malem ngetok-ngetok pintu kamar kita?” Tanya Mosa. “Enggak. Aku cuma gak bisa tidur kok. O iya, tadi malem aku ketemu cowok ganteng banget. Sayangnya di agak belagu sih. Namanya Shone.” Kata Kyara. “Yang bener?! Dia satu penginapan sama kita enggak?” Tanya Mosa penasaran. “Iya. Dia di kamar 125.” Jelas Kyara. “Berarti sebelahan sama kita dong?!” Tanya Jena. “Yup!!” Jawab Kyara. “Aaah… Aku jadi pengen liat orangnya.” Kata Mosa sambil berpura-pura merengek.  “Oke. Ntar aku kenalin deh. Ya udah, jadi jalan-jalan gak nih?” Tanya Kyara. “Jadi!!!” Jawab Jena dan Mosa bersemangat. Akhirnya ketiga bersahabat itu segera melangkahkan kakinya berkeliling Matsuyama.
Baru 1 jam berkeliling Matsuyama, Mosa sudah membawa beberapa kantong belanjaan. Sedangkan Jena terlihat sangat lelah. Berbeda lagi dengan Kyara yang masih asyik hunting foto. “Udah yuk! Udah capek nih!” Ajak Jena. “Tapi kan kita belum jalan-jalan ke Pantai Gi Yona!” Sahut Mosa. “Tapi aku udah capek banget. Kita ke penginapan dulu buat istirahat sebentar, terus kita baru ke Pantai Gi Yona sekalian liat sunset.” Kata Jena. “Ya udah deh! Tapi jangan bo’ong ya?!” Pinta Mosa. “Iya! Kyara, ayo ke penginapan dulu!” Seru Jena. “Ok.” Sahut Kyara. Akhirnya mereka bertiga kembali ke penginapan Yuan Harada. Mereka berjalan dengan sangat lemas sambil membawa belanjaan super banyak.
Di penginapan…
“Ah, akhirnya bisa tiduran juga!” Seru Jena sambil menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. “Eh, tapi bener ya! Habis ini kita ke Pantai Gi Yona.” Rengek Mosa. “Iya-iya!” Sahut Jena. “Btw, aku masih penasaran deh sama cowok yang kamu ceritain. Ee..Siapa namanya? Sho..Sho…” Tanya Jena pada Kyara. “Shone.” Jawab Kyara cepat. “Iya!” Seru Jena. “O iya! Kemarin waktu kita ketemu, aku sempet motret dia. Nih kalo mau liat!” Kata Kyara sambil menyodorkan kamera DSLR miliknya. “Mau liat dong!” Seru Mosa sambil menarik kamera dari tangan Kyara. “Ya ampun! Ganteng banget!” Jerit Mosa. “Iya! Ganteng banget!” Lanjut Jena. “Tapi kan kalian baru ketemu, kok di foto ini kalian kayaknya akrab banget sih?” Tanya Mosa penasaran. “Gak juga. Cuma dia orangnya emang gampang akrab sih!” Jawab Kyara dengan senyuman di bibirnya. “Loh, katanya dia orangnya belagu?” Tanya Jena. “Dikit. Eh, ada SMS nih, dari Shone.” Kata Kyara. “Wuidih, udah saling tuker nomor hp lagi!” Seru Mosa. “Halah. Eh, katanya dia lagi di Pantai Gi Yona nih!” Seru Kyara. “Ya udah. Kita ke sana aja sekarang!” Ajak Mosa. Akhirnya ketiga sahabat itu langsung menuju ke Pantai Gi Yona.
Sesampainya di Pantai Gi Yona, Kyara, Jena dan Mosa segera mencari Shone. Dan akhirnya, mereka pun menemukan Shone yang tengah memotret pemandangan Pantai Gi Yona di sore hari. “Oo… Jadi ini maksud perkataanmu malam itu? Bahwa kamu adalah seorang fotografer. Eh, tapi tulen enggak?” Tanya Kyara dengan nada mengejek yang mengagetkan Shone. “Oh, kamu! Yup! Dan sekarang kamu udah tau kan!” Sahut Shone. “Oke-oke. O iya, ini sahabat aku yang aku certain malam itu!” Kata Kyara. “Jena.” Kata Jena sambil menyodorkan tangannya. “Mosa.” Mosa juga menyodorkan tangannya. “Shone.” Sahut Shone sambil menjabat tangan teman Kyara itu.. Mereka berempat pun mulai bercengkrama. Dan uniknya, Kyara, Mosa, Jena dan Shone bagaikan sudah kenal dekat. Mungkin karena sifat Kyara dan Shone yang mudah mencairkan suasana dan Jena dan Mosa yang mudah cair dalam suasana. “O iya, Ra. Aku sama Mosa mau foto-foto dulu nih. Boleh pinjem kamera?” Tanya Jena pada Kyara. “Nih, pake kamera aku aja. Ntar bisa dipindah ke laptop. Bawa laptop kan?” Kata Shone. “Oh, aku bawa kok. Thank’s ya!” Seru Jena sambil menarik Mosa untuk segera meninggalkan Kyara dan Shone. “Eh, aku ikut!” Seru Kyara. “Udah, kamu temenin Shone aja!” Seru Mosa. Akhirnya, tinggalah Kyara dan Shone di sana. Tak seperti malam itu, Shone dan Kyara terlihat gugup. Sampai akhirnya… “Jalan-jalan yuk!” Ajak Shone. “Ke mana?” Tanya Kyara. “Udah, ikut aja!” Kata Shone.
Kyara dan Shone melangkah tanpa satu kata pun keluar dari mulut mereka. Hingga akhirnya, Shone memulai pembicaraan. “Kyara, kamu itu ngingetin aku sama seseorang. Seseorang yang dulu ada di hati ini.” Kata Shone. “Maksud kamu?” Tanya Kyara. “Ya. Kamu ngingetin aku sama pacar aku yang udah meninggal.” Jawab Shone. “Aku turut berduka. Tapi, kalo aku boleh tau, kenapa dia bisa meninggal?” Tanya Kyara. “Dia meninggal karena kanker paru-paru.” Jawab Shone dengan mata yang berkaca-kaca. “Kanker paru-paru?” Tanya Kyara dalam hati. “Siapa namanya?” Tanya Kyara penasaran. “Sudahlah, aku beri tahu kamu juga tak akan tahu. Yang pasti, aku mau ngelupain masa lalu yang kelam. Dan… Kamu mau enggak jadi pengganti dia?” Tanya Shone. “Maksudnya?” Tanya Kyara bingung. “Mau enggak jadi pacar aku?” Tanya Shone. “Hah? Eee.. Aku…” Kyara tergagap. Terdengar dari kejauhan, Jena dan Mosa berteriak “Terima aja!” karena mereka tau Shone “menembak” Kyara. “Eeem… Aku mau.” Jawab Kyara. Shone pun tersenyum bahagia sambil memeluk Kyara, begitu pula Kyara. “Ciee… Yang habis jadian!” Goda Jena. “Makan-makannya ditunggu lho!!” Seru Mosa. “Apaan sih?!” Kata Kyara sambil tersipu malu. “O iya, aku sama Mosa ke penginapan dulu ya. Capek nih!” Kata Jena. “Masa aku ditinggal?” Tanya Kyara. “Kan udah ada Shone,hehe.” Jawab Mosa. “Ya udah deh. Shone, jagain Kyara ya!” Seru Jena sambil meninggalkan Kyara dan Shone. “Bye!” Seru Mosa dan Jena.
“Eh, beneran deh! Nama pacar kamu yang meninggal siapa sih? Kan biar aku bisa berdo’a buat dia sambil minta ijin ke dia,hehe.” Tanya Kyara sambil cengengesan,berharap Shone tak akan tersinggung. “Ok. Karena kamu maksa, aku akan kasih tau. Nama belakangnya sih sama kayak kamu. Namanya Seshika Mikami.” Jawab Shone. Seakan dunia hancur detik itu juga, Kyara begitu terkejut. “A… Apa?!!” Kyara kaget. “Kenapa?” Tanya Shone bingung. “Aku gak percaya!!” Seru Kyara yang mulai meneteskan air mata. “Kenapa Ra?” Tanya Shone khawatir. “Ada apa?!” Tanya Shone lagi. Kyara hanya terduduk lesu sambil terus meneteskan air mata. Dia sangat tidak percaya semua ini bisa terjadi. Bahkan, Kyara terus berharap jika semua ini hanya mimpi,sebuah mimpi buruk yang tak akan pernah menjadi kenyataan. Kyara memejamkan matanya kemudian membukanya lagi. “Kenapa?! Kenapa aku gak bisa bangun!!” Seru Kyara sambil menangis. “Hah? “Bangun”? Kau tidak sedang tidur Kyara!” Seru Shone. “Kamu bohong. Pasti ini cuma mimpi buruk!” Bentak Kyara. “Kyara!! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Tanya Shone yang begitu khawatir dengan keadaan Kyara. “Aku gak percaya ini!!” Kyara berlari ke penginapan. Shone pun mengejar Kyara. Bersambung....

Love in Photograph #Part2


Tiba-tiba… Bruk!!! Kyara dan seseorang yang menabrak dia terjatuh. “Aduh!” Jerit Kyara. “Eh, sorry!” Terdengar suara seorang lelaki. Kyara kaget. Dia hanya diam, lebih tepatnya mereka berdua, Kyara dan si lelaki. Kyara sangat takut akan kegelapan, ditambah ia merasakan jika si lelaki mendekap Kyara. Hanya dalam hitungan menit, lampu sudah menyala. “Sepertinya tadi lampunya rusak.” Kata si lelaki. “Em… Permisi!” Kata Kyara yang sebenarnya ingin  menyuruh si lelaki melepaskan dekapannya. “Eh. Maaf! Aku kira kamu sangat ketakutan karena tubuhmu gemetar, jadi aku memutuskan untuk mendekap kamu.” Kata si lelaki, berharap Kyara akan memaafkan dia. “Enggak apa kok!” Kata Kyara. Lelaki itu pun membantu Kyara berdiri, kemudian memperkenalkan dirinya. “Aku Shone. Khuan Shone. Aku dari Tokyo. Aku sedang berlibur di sini.” Kata si lelaki atau Shone. “Aku Kyara, Kyara Mikami. Aku juga dari Tokyo, dan aku juga sedang berlibur di sini.” Kata Kyara. “Oh. Memangnya, sedang apa kau di sini malam-malam? Bukannya seharusnya kamu tidur?” Tanya Shone penasaran. “Aku tidak bisa tidur. Kau sendiri?” Jawab Kyara lembut. “Aku juga tak bisa tidur. Bagaimana kalau kita keluar dan pergi ke kedai teh di depan penginapan. Aku ingin mentraktir kamu sebagai tanda permintaan maafku. Bagaimana?” Ajak Shone. “Baiklah.” Jawab Kyara. Akhirnya, Kyara dan Shone pergi ke kedai teh di depan penginapan. Saat perjalanan menuju kedai teh, Kyara terus memperhatikan Shone. Entah apa yang ia perhatikan, yang jelas Kyara merasa Shone sangat tampan.
Akhirnya, Kyara dan Shone sampai di kedai teh di depan penginapan, Kedai Teh Kakoa. “Jadi kamu dari Tokyo juga?” Tanya Shone. “Iya!” Jawab Kyara sambil meneguk segelas teh hangat. “Lalu kamu ke sini dengan siapa?” Tanya Shone lagi. “Aku ke sini sama 2 sahabat aku. Tapi mereka udah tidur di kamar penginapan.” Jawab Kyara. “Kamu sendiri? Kamu ke sini sama siapa?” Giliran Kyara yang bertanya. “Aku ke sini sendiri.” Jawab Shone dengan muka sedikit murung. “Kenapa sendiri? Kenapa tidak ajak orang tuamu, atau sahabatmu, atau siapalah. Kenapa?” Tanya Kyara penasaran. “Enggak apa.” Jawab Shone singkat. “Aku lihat kamu membawa kamera. Boleh aku lihat hasil jepretanmu?” Tanya Shone penuh pengharapan. “Boleh.” Jawab Kyara dengan ceria. Kyara pun melepaskan tali kamera dari lehernya dan memberikannya pada Shone.
“Lumayan.” Shone berkomentar pada foto yang diambil Kyara. “Lumayan!!?”  Tanya Kyara dalam hati. “Eem… Lumayan ya? Pinjem deh kameranya!” Kata Kyara. Kyara pun mencari foto terbagus yang ia ambil. “Gimana kalo yang ini?” Tanya Kyara sambil menyodorkan kameranya ke Shone. “Eem… Kalo dari 10 sampe 100, aku kasih nilai 70.” Jawab Shone dengan santai. “APA!!!!!” Seru Kyara dalam hati. “Menurut aku sih, ini belum ada apa-apanya.” Ejek Shone. “Songong banget sih nih anak! Emang dia bisa motret? Pake kamera aja paling gak bisa.” Pikir Kyara sambil menatap Shone dengan sinis. “Kamu ikut les fotografer enggak?” Tanya Shone. “Enggak. Aku belajar motret otodidak.” Jawab Kyara. “Oh. Gitu.” Kata Shone yang masih memperhatikan hasil jepretan Kyara. “Emang kenapa?” Tanya Kyara. “Suatu saat kamu bakalan tau. Dan saat itu juga kamu bakalan butuh aku.” Jawab Shone sambil menatap lembut mata Kyara. Bersambung.....

Love in Photograph #Part 1



F
otografer amatiran. Itulah panggilan yang sudah biasa untuk Kyara Mikami. Gadis yang kini duduk di bangku kelas III-IPA SMU Nagato ini memang sudah kebal dengan panggilan itu. Meski begitu, Kyara kadang geram apabila ada temannya yang menyebutnya “Fotografer amatiran”. Namun, bagi Kyara, lebih baik memotret Gunung Fuji dari kejauhan dibandingkan dengan mendengarkan semua omong kosong teman-temannya itu. Kyara juga beruntung karena ia masih memiliki dua sahabat yang benar-benar menyukai hasil jepretan Kyara, bahkan mungkin mereka berdua adalah fans berat Kyara nomor satu, Mosa dan Jena. Mosa dan Jena selalu ada di sisi Kyara, saat suka dan duka. Mereka bertiga bagaikan keluarga. Jena bagaikan ibu untuk Kyara, selalu menasihati Kyara dan Mosa, kadang juga memarahi. Sedangkan Mosa bagaikan adik untuk Kyara, sangat manja namun perhatian. Bahkan, liburan pun mereka lewati bersama, seperti saat liburan musim panas tahun ini.

Liburan musim panas tahun ini Kyara, Jena, dan Mosa berlibur di Matsuyama, P. Sykoku, Jepang. Sebuah pulau yang terbilang indah, cantik, juga sangat tenang. Liburan musim panas kali ini juga dapat menenangkan Kyara dari panggilan “Fotografer amatiran”.”Akhirnya, sampai juga di Matsuyama!” Seru Mosa yang baru saja sampai di bandara P. Sykoku. “Ssst… Jangan berisik kenapa?” Bisik Jena. “Gak apa lagi! Kan kita harus menikmati selagi kita bisa!” Sahut Mosa. Selagi Jena dan Mosa berdebat, Kyara sibuk dengan kamera DSLR miliknya. Kyara memotret seluruh pemandangan yang ia lihat di bandara P. Sykoku.  “Ah, Kyara dari tadi motret terus! Ayo, buruan! Kita kan harus jalan-jalan keliling Matsuyama.” Kata Mosa. “Iya,Ra. Cepetan yuk! Kita juga belum cari penginapan lho!” Lanjut Jena. “Bentar, tanggung nih!” Kata Kyara tanpa melihat ke arah Jena dan Mosa. “Kyara!” Bentak Jena dan Mosa. “Iya-iya. Dasar, kalian berdua sama bawelnya ya!” Kata Kyara yang lengannya sudah ditarik oleh Jena dan Mosa. Akhirnya mereka pergi ke Matsuyama. Setelah beberapa menit mereka sampai di Matsuyama. “Eh, cari penginapan dulu yuk!” Ajak Jena. “Kenapa gak jalan-jalan dulu?” Tanya Mosa. “Ini udah hampir malem. Nanti jalan-jalannya di sekitar penginapan dulu. Besok pagi, baru kita jalan-jalan.” Jawab Jena. “Tapi kan aku pengen jalan-jalan. Kyara juga pengen motret pemandangan malam hari kok! Iya kan Kyara?” Tanya Mosa. “Bener juga kata Jena, sebaiknya kita cari penginapan dulu.” Kata Kyara. Mosa hanya menunjukkan wajah kecewanya. Akhirnya, mereka bertiga mencari penginapan. Setelah hampir satu jam mencari penginapan, mereka bertiga akhirnya mendapat penginapan. Penginapan Yuan Harada.

“Eh, di penginapan ini ada  kamar kosong. Maksimal satu kamar 2 orang. Gimana?” Jena meminta pendapat dari Kyara dan Mosa. “Aku mau, asalkan aku enggak tidur sendiri.” Kata Mosa dengan kemanjaannya. “Ya udah. Ntar aku yang sendiri aja!” Kata Kyara dengan lantang. “Gak apa Ra? Kalo mau, kamu satu kamar sama Mosa aja. Biar aku yang sendiri.” Tawar Jena. “Iya. Jena kan pemberani, jago beladiri lagi. Kalo ada apa-apa dia kan bisa ngatasin semuanya.”Tambah Mosa. “Gak apa kok. Tapi kamarnya sebelahan ya!” Kata Kyara. “Okelah kalau begitu.” Sahut Jena. Akhirnya, mereka bertiga memesan 2 kamar. Kamar no. 123 dan 124. Akhirnya, mereka bertiga naik ke lantai dua dan masuk ke kamar masing-masing. Karena sangat lelah, Jena dan Mosa langsung tidur,bahkan mereka lupa jika mereka ingin jalan-jalan. Sedangkan Kyara ingin mandi dulu. Setelah mandi, Kyara memutuskan untuk segera tidur. Namun, matanya tak bisa tertutup. Akhirnya, Kyara memutuskan untuk jalan-jalan keluar. Tok… Tok… Tok… “Jena, Mosa, aku gak bisa tidur nih. Aku mau jalan-jalan keluar. Kalian mau ikut enggak?” Tanya Kyara sambil mengetuk pintu kamar Jena dan Mosa, kamar 123. Namun, tak ada jawaban. “Pasti mereka udah tidur.” Gumam Kyara. Akhirnya, Kyara memutuskan untuk jalan-jalan sendiri. Kyara pun tak lupa membawa kamera miliknya.

Kyara mulai menyusuri koridor penginapan yang sangat panjang. Tiba-tiba, saat Kyara sedang berjalan sambil melihat hasil jepretannya tadi siang, lampu koridor berkedip dan akhirnya mati. Kyara sangat terkejut. Sontak ia berlari, meski ia tak tau ke arah mana ia berlari. Bersambung.......

Pngen nge-share

Eh, kan kmren aku sempet ikut lomba cerpen. Nah, aku pngen nge-share cerpen aku nih. Tlong kasih coment.a ya...

Sunday, June 17, 2012

Penghilang Jenuh




Hallo!!!!!!!!!!!!! Ini postingan ke 2 ku stlah lama gak nge-post,muehehehehe. Eh, kmren aku kan hbis UKK dan hari Selasa kmren udah selesai (Yey!!!) Tpi, minggu-minggu ini kalo di sekolah cuma "MBATANG"... Hbis gak ada kerjaan sih. Tpi kalo di rumah juga sama aja,malah cuma makan-tidur trus(klo aku o.O) Ya, alhasil klo besoknya hari biasa(baca:selain hari Minggu) mlem.a hape rame dengan sms "Besok masuk enggak?" Dan parahnya kalo pulsa malah abis-.- Eits, tpi kadang aku punya kegiatan di skolah biar gak bosen. Ini nih:
1.   Ke perpus. Biasanya aku mbaca novel karangan R.L Listine yg tentang horor2 gitu, sekalian ngadem juga sih,muehehehehe.
2.   Ke aula. Kalo ke aula biasanya sama arista, anin, marisha, mita. Ndengerin
lagu(lagunya suju yg diputer trs-.-), cerita2, liat Priska dkk ltihan nari, smpe bolak-balik nimbang berat badan (Oooo cidak!!!!!#muka histeris,horor bgtT.T).
3.   Main UNO. Aku bisa main UNO sebenernya baru 2 hari yg lalu sih, dan trnyata itu asik bgt!!!
4.   Dengerin cerita Mang Thariq. Biasanya sih, aku ndengerin cerita.a Mang Thariq sambil jalan2 gak jelas. Kalo enggak sambil duduk di dpan kantor guru,dg alasan nungguin nilai yg keluar-.-.
5.   Nonton bola. Sbnernya aku gk bgtu suka bola,cman kalo liat tmen2 pda main bola jdi ikut histeria. Kdang ada yg lucu, kdang hmpir gol trnyata enggak#jlebmoment, kdang gol tpi curang,everything lah...
6.   Ndengerin lagu. Kdang aku MBATANG di kelas smbil ndengerin lgu dri hape.
Akhir2 ini, aku suka sama lagunya Adele- One and Only, sama Cristina P- A Thousand Years..
7.   Nge-tweet. Pling.an cman kalo lgi mood. Dn biasanya pinjem BB.a orang lain#lirik mita,rara,prizka…
Yups! Cuman itu aja sih yg bisa buat aku gak jenuh di sekolah klo gk ada pljaran. Tp gk jarang jga smwa it gak brhasil dan cara terakhir adalah “PULANG PAGI”… See you:*

Thursday, June 14, 2012

Lama gak posting

Hallo semua!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Lama gak posting nih! Hbisnya akhir2 ini lgi super sibuk. Ya cma pngen nge-post ini aj buat tanda kalo aku masih hidup#loh(?) Jadi, kpan2 aj ya aku cerita2nya,hehe