“Maa…Maksud
kamu?” Tanya Kyara dengan tergagap karena tatapan Shone membuat Kyara melted. “Sudahlah. Eem…Kamu laper enggak? Di sini juga ada sushi kok! Mau pesen?” Tanya Shone mengalihkan
pembicaraan. “Enggak deh. Ini kan udah lewat jam makan malam. Entar aku gendut
lagi,hehe.” Jawab Kyara. “Ya udah. Kalo gitu kita balik ke penginapan aja yuk!”
Ajak Shone. “Oke.” Jawab Kyara. Mereka pun kembali ke penginapan. “Kamu di
kamar berapa?” Tanya Kyara. “Aku di kamar 125. Kamu?” Kata Shone. “Loh! Berarti
Cuma di samping kamar aku dong! Aku di kamar 124.” Jawab Kyara sambil sedikit
terkejut. “Ya udah. Bareng aja yuk.” Kata Kyara. “Oke.” Jawab Shone. Akhirnya,
mereka sampai di kamar masing-masing dan segera tidur.
“Eh,
Kyara. Tadi malem kamu ngetok-ngetok
pintu kamar kita ya?” Tanya Jena. “Iya.” Jawab Kyara. “Maaf ya! Aku tadi malem
agak denger sih. Tapi aku kira suara apa gitu.” Kata Jena. “Gak apa kok.” Kata
Kyara memahami temannya itu. “Emang kenapa sih tadi malem ngetok-ngetok pintu kamar kita?” Tanya Mosa. “Enggak. Aku cuma gak
bisa tidur kok. O iya, tadi malem aku ketemu cowok ganteng banget. Sayangnya di
agak belagu sih. Namanya Shone.” Kata Kyara. “Yang bener?! Dia satu penginapan
sama kita enggak?” Tanya Mosa penasaran. “Iya. Dia di kamar 125.” Jelas Kyara.
“Berarti sebelahan sama kita dong?!” Tanya Jena. “Yup!!” Jawab Kyara. “Aaah…
Aku jadi pengen liat orangnya.” Kata Mosa sambil berpura-pura merengek. “Oke. Ntar aku kenalin deh. Ya udah, jadi
jalan-jalan gak nih?” Tanya Kyara. “Jadi!!!” Jawab Jena dan Mosa bersemangat.
Akhirnya ketiga bersahabat itu segera melangkahkan kakinya berkeliling
Matsuyama.
Baru
1 jam berkeliling Matsuyama, Mosa sudah membawa beberapa kantong belanjaan.
Sedangkan Jena terlihat sangat lelah. Berbeda lagi dengan Kyara yang masih
asyik hunting foto. “Udah yuk! Udah
capek nih!” Ajak Jena. “Tapi kan kita belum jalan-jalan ke Pantai Gi Yona!”
Sahut Mosa. “Tapi aku udah capek banget. Kita ke penginapan dulu buat istirahat
sebentar, terus kita baru ke Pantai Gi Yona sekalian liat sunset.” Kata Jena. “Ya udah deh! Tapi jangan bo’ong ya?!”
Pinta Mosa. “Iya! Kyara, ayo ke penginapan dulu!” Seru Jena. “Ok.” Sahut Kyara.
Akhirnya mereka bertiga kembali ke penginapan Yuan Harada. Mereka berjalan
dengan sangat lemas sambil membawa belanjaan super banyak.
Di penginapan…
“Ah,
akhirnya bisa tiduran juga!” Seru Jena sambil menjatuhkan tubuhnya di atas
tempat tidur. “Eh, tapi bener ya! Habis ini kita ke Pantai Gi Yona.” Rengek
Mosa. “Iya-iya!” Sahut Jena. “Btw,
aku masih penasaran deh sama cowok yang kamu ceritain. Ee..Siapa namanya?
Sho..Sho…” Tanya Jena pada Kyara. “Shone.” Jawab Kyara cepat. “Iya!” Seru Jena.
“O iya! Kemarin waktu kita ketemu, aku sempet motret dia. Nih kalo mau liat!” Kata
Kyara sambil menyodorkan kamera DSLR
miliknya. “Mau liat dong!” Seru Mosa sambil menarik kamera dari tangan Kyara.
“Ya ampun! Ganteng banget!” Jerit Mosa. “Iya! Ganteng banget!” Lanjut Jena.
“Tapi kan kalian baru ketemu, kok di foto ini kalian kayaknya akrab
banget sih?” Tanya Mosa penasaran.
“Gak juga. Cuma dia orangnya emang gampang akrab sih!” Jawab Kyara dengan
senyuman di bibirnya. “Loh, katanya dia orangnya belagu?” Tanya Jena. “Dikit.
Eh, ada SMS nih, dari Shone.” Kata
Kyara. “Wuidih, udah saling tuker nomor hp lagi!” Seru Mosa. “Halah. Eh,
katanya dia lagi di Pantai Gi Yona nih!”
Seru Kyara. “Ya udah. Kita ke sana aja sekarang!” Ajak Mosa. Akhirnya ketiga
sahabat itu langsung menuju ke Pantai Gi Yona.
Sesampainya
di Pantai Gi Yona, Kyara, Jena dan Mosa segera mencari Shone. Dan akhirnya,
mereka pun menemukan Shone yang tengah memotret pemandangan Pantai Gi Yona di
sore hari. “Oo… Jadi ini maksud perkataanmu malam itu? Bahwa kamu adalah
seorang fotografer. Eh, tapi tulen enggak?”
Tanya Kyara dengan nada mengejek yang mengagetkan Shone. “Oh, kamu! Yup! Dan
sekarang kamu udah tau kan!” Sahut Shone. “Oke-oke. O iya, ini sahabat aku yang
aku certain malam itu!” Kata Kyara. “Jena.” Kata Jena sambil menyodorkan
tangannya. “Mosa.” Mosa juga menyodorkan tangannya. “Shone.” Sahut Shone sambil
menjabat tangan teman Kyara itu.. Mereka berempat pun mulai bercengkrama. Dan
uniknya, Kyara, Mosa, Jena dan Shone bagaikan sudah kenal dekat. Mungkin karena
sifat Kyara dan Shone yang mudah mencairkan suasana dan Jena dan Mosa yang
mudah cair dalam suasana. “O iya, Ra. Aku sama Mosa mau foto-foto dulu nih.
Boleh pinjem kamera?” Tanya Jena pada Kyara. “Nih, pake kamera aku aja. Ntar
bisa dipindah ke laptop. Bawa laptop kan?” Kata Shone. “Oh, aku bawa kok.
Thank’s ya!” Seru Jena sambil menarik Mosa untuk segera meninggalkan Kyara dan
Shone. “Eh, aku ikut!” Seru Kyara. “Udah, kamu temenin Shone aja!” Seru Mosa.
Akhirnya, tinggalah Kyara dan Shone di sana. Tak seperti malam itu, Shone dan
Kyara terlihat gugup. Sampai akhirnya… “Jalan-jalan yuk!” Ajak Shone. “Ke
mana?” Tanya Kyara. “Udah, ikut aja!” Kata Shone.
Kyara
dan Shone melangkah tanpa satu kata pun keluar dari mulut mereka. Hingga
akhirnya, Shone memulai pembicaraan. “Kyara, kamu itu ngingetin aku sama seseorang. Seseorang yang dulu ada di hati ini.”
Kata Shone. “Maksud kamu?” Tanya Kyara. “Ya. Kamu ngingetin aku sama pacar aku yang udah meninggal.” Jawab Shone. “Aku turut berduka. Tapi, kalo aku
boleh tau, kenapa dia bisa meninggal?” Tanya Kyara. “Dia meninggal karena
kanker paru-paru.” Jawab Shone dengan mata yang berkaca-kaca. “Kanker paru-paru?” Tanya Kyara dalam
hati. “Siapa namanya?” Tanya Kyara penasaran. “Sudahlah, aku beri tahu kamu
juga tak akan tahu. Yang pasti, aku mau ngelupain masa lalu yang kelam. Dan…
Kamu mau enggak jadi pengganti dia?” Tanya Shone. “Maksudnya?” Tanya Kyara
bingung. “Mau enggak jadi pacar aku?” Tanya Shone. “Hah? Eee.. Aku…” Kyara
tergagap. Terdengar dari kejauhan, Jena dan Mosa berteriak “Terima aja!” karena
mereka tau Shone “menembak” Kyara. “Eeem… Aku mau.” Jawab Kyara. Shone pun
tersenyum bahagia sambil memeluk Kyara, begitu pula Kyara. “Ciee… Yang habis
jadian!” Goda Jena. “Makan-makannya ditunggu lho!!” Seru Mosa. “Apaan sih?!”
Kata Kyara sambil tersipu malu. “O iya, aku sama Mosa ke penginapan dulu ya.
Capek nih!” Kata Jena. “Masa aku
ditinggal?” Tanya Kyara. “Kan udah ada Shone,hehe.” Jawab Mosa. “Ya udah deh.
Shone, jagain Kyara ya!” Seru Jena sambil meninggalkan Kyara dan Shone. “Bye!”
Seru Mosa dan Jena.
“Eh, beneran deh!
Nama pacar kamu yang meninggal siapa sih? Kan biar aku bisa berdo’a buat dia
sambil minta ijin ke dia,hehe.” Tanya Kyara sambil cengengesan,berharap Shone
tak akan tersinggung. “Ok. Karena kamu maksa,
aku akan kasih tau. Nama belakangnya sih sama kayak kamu. Namanya Seshika
Mikami.” Jawab Shone. Seakan dunia hancur detik itu juga, Kyara begitu
terkejut. “A… Apa?!!” Kyara kaget. “Kenapa?” Tanya Shone bingung. “Aku gak
percaya!!” Seru Kyara yang mulai meneteskan air mata. “Kenapa Ra?” Tanya Shone
khawatir. “Ada apa?!” Tanya Shone lagi. Kyara hanya terduduk lesu sambil terus
meneteskan air mata. Dia sangat tidak percaya semua ini bisa terjadi. Bahkan,
Kyara terus berharap jika semua ini hanya mimpi,sebuah mimpi buruk yang tak
akan pernah menjadi kenyataan. Kyara memejamkan matanya kemudian membukanya
lagi. “Kenapa?! Kenapa aku gak bisa bangun!!” Seru Kyara sambil menangis. “Hah?
“Bangun”? Kau tidak sedang tidur Kyara!” Seru Shone. “Kamu bohong. Pasti ini cuma
mimpi buruk!” Bentak Kyara. “Kyara!! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Tanya
Shone yang begitu khawatir dengan keadaan Kyara. “Aku gak percaya ini!!” Kyara
berlari ke penginapan. Shone pun mengejar Kyara. Bersambung....