Camera

Inspired by Lea Michele, Amber Rilley, Chris Colfer, Naya Rivera, Cory Monteith, Grant Gustin, Chord Overstreet,Darren Criss,Kevin McHale, Damian McGinty, Heather Morris, etc:D:D Because I'm Glee addicted..

If you want to Translate:)

Saturday, June 30, 2012

Love in Photograph #Part 1



F
otografer amatiran. Itulah panggilan yang sudah biasa untuk Kyara Mikami. Gadis yang kini duduk di bangku kelas III-IPA SMU Nagato ini memang sudah kebal dengan panggilan itu. Meski begitu, Kyara kadang geram apabila ada temannya yang menyebutnya “Fotografer amatiran”. Namun, bagi Kyara, lebih baik memotret Gunung Fuji dari kejauhan dibandingkan dengan mendengarkan semua omong kosong teman-temannya itu. Kyara juga beruntung karena ia masih memiliki dua sahabat yang benar-benar menyukai hasil jepretan Kyara, bahkan mungkin mereka berdua adalah fans berat Kyara nomor satu, Mosa dan Jena. Mosa dan Jena selalu ada di sisi Kyara, saat suka dan duka. Mereka bertiga bagaikan keluarga. Jena bagaikan ibu untuk Kyara, selalu menasihati Kyara dan Mosa, kadang juga memarahi. Sedangkan Mosa bagaikan adik untuk Kyara, sangat manja namun perhatian. Bahkan, liburan pun mereka lewati bersama, seperti saat liburan musim panas tahun ini.

Liburan musim panas tahun ini Kyara, Jena, dan Mosa berlibur di Matsuyama, P. Sykoku, Jepang. Sebuah pulau yang terbilang indah, cantik, juga sangat tenang. Liburan musim panas kali ini juga dapat menenangkan Kyara dari panggilan “Fotografer amatiran”.”Akhirnya, sampai juga di Matsuyama!” Seru Mosa yang baru saja sampai di bandara P. Sykoku. “Ssst… Jangan berisik kenapa?” Bisik Jena. “Gak apa lagi! Kan kita harus menikmati selagi kita bisa!” Sahut Mosa. Selagi Jena dan Mosa berdebat, Kyara sibuk dengan kamera DSLR miliknya. Kyara memotret seluruh pemandangan yang ia lihat di bandara P. Sykoku.  “Ah, Kyara dari tadi motret terus! Ayo, buruan! Kita kan harus jalan-jalan keliling Matsuyama.” Kata Mosa. “Iya,Ra. Cepetan yuk! Kita juga belum cari penginapan lho!” Lanjut Jena. “Bentar, tanggung nih!” Kata Kyara tanpa melihat ke arah Jena dan Mosa. “Kyara!” Bentak Jena dan Mosa. “Iya-iya. Dasar, kalian berdua sama bawelnya ya!” Kata Kyara yang lengannya sudah ditarik oleh Jena dan Mosa. Akhirnya mereka pergi ke Matsuyama. Setelah beberapa menit mereka sampai di Matsuyama. “Eh, cari penginapan dulu yuk!” Ajak Jena. “Kenapa gak jalan-jalan dulu?” Tanya Mosa. “Ini udah hampir malem. Nanti jalan-jalannya di sekitar penginapan dulu. Besok pagi, baru kita jalan-jalan.” Jawab Jena. “Tapi kan aku pengen jalan-jalan. Kyara juga pengen motret pemandangan malam hari kok! Iya kan Kyara?” Tanya Mosa. “Bener juga kata Jena, sebaiknya kita cari penginapan dulu.” Kata Kyara. Mosa hanya menunjukkan wajah kecewanya. Akhirnya, mereka bertiga mencari penginapan. Setelah hampir satu jam mencari penginapan, mereka bertiga akhirnya mendapat penginapan. Penginapan Yuan Harada.

“Eh, di penginapan ini ada  kamar kosong. Maksimal satu kamar 2 orang. Gimana?” Jena meminta pendapat dari Kyara dan Mosa. “Aku mau, asalkan aku enggak tidur sendiri.” Kata Mosa dengan kemanjaannya. “Ya udah. Ntar aku yang sendiri aja!” Kata Kyara dengan lantang. “Gak apa Ra? Kalo mau, kamu satu kamar sama Mosa aja. Biar aku yang sendiri.” Tawar Jena. “Iya. Jena kan pemberani, jago beladiri lagi. Kalo ada apa-apa dia kan bisa ngatasin semuanya.”Tambah Mosa. “Gak apa kok. Tapi kamarnya sebelahan ya!” Kata Kyara. “Okelah kalau begitu.” Sahut Jena. Akhirnya, mereka bertiga memesan 2 kamar. Kamar no. 123 dan 124. Akhirnya, mereka bertiga naik ke lantai dua dan masuk ke kamar masing-masing. Karena sangat lelah, Jena dan Mosa langsung tidur,bahkan mereka lupa jika mereka ingin jalan-jalan. Sedangkan Kyara ingin mandi dulu. Setelah mandi, Kyara memutuskan untuk segera tidur. Namun, matanya tak bisa tertutup. Akhirnya, Kyara memutuskan untuk jalan-jalan keluar. Tok… Tok… Tok… “Jena, Mosa, aku gak bisa tidur nih. Aku mau jalan-jalan keluar. Kalian mau ikut enggak?” Tanya Kyara sambil mengetuk pintu kamar Jena dan Mosa, kamar 123. Namun, tak ada jawaban. “Pasti mereka udah tidur.” Gumam Kyara. Akhirnya, Kyara memutuskan untuk jalan-jalan sendiri. Kyara pun tak lupa membawa kamera miliknya.

Kyara mulai menyusuri koridor penginapan yang sangat panjang. Tiba-tiba, saat Kyara sedang berjalan sambil melihat hasil jepretannya tadi siang, lampu koridor berkedip dan akhirnya mati. Kyara sangat terkejut. Sontak ia berlari, meski ia tak tau ke arah mana ia berlari. Bersambung.......

No comments:

Post a Comment