F
|
otografer
amatiran. Itulah panggilan yang sudah biasa untuk Kyara Mikami. Gadis yang kini
duduk di bangku kelas III-IPA SMU Nagato ini memang sudah kebal dengan
panggilan itu. Meski begitu, Kyara kadang geram apabila ada temannya yang
menyebutnya “Fotografer amatiran”. Namun, bagi Kyara, lebih baik memotret
Gunung Fuji dari kejauhan dibandingkan dengan mendengarkan semua omong kosong
teman-temannya itu. Kyara juga beruntung karena ia masih memiliki dua sahabat
yang benar-benar menyukai hasil jepretan Kyara, bahkan mungkin mereka berdua
adalah fans berat Kyara nomor satu, Mosa
dan Jena. Mosa dan Jena selalu ada di sisi Kyara, saat suka dan duka. Mereka
bertiga bagaikan keluarga. Jena bagaikan ibu untuk Kyara, selalu menasihati
Kyara dan Mosa, kadang juga memarahi. Sedangkan Mosa bagaikan adik untuk Kyara,
sangat manja namun perhatian. Bahkan, liburan pun mereka lewati bersama,
seperti saat liburan musim panas tahun ini.
Liburan
musim panas tahun ini Kyara, Jena, dan Mosa berlibur di Matsuyama, P. Sykoku,
Jepang. Sebuah pulau yang terbilang indah, cantik, juga sangat tenang. Liburan
musim panas kali ini juga dapat menenangkan Kyara dari panggilan “Fotografer amatiran”.”Akhirnya,
sampai juga di Matsuyama!” Seru Mosa yang baru saja sampai di bandara P.
Sykoku. “Ssst… Jangan berisik kenapa?” Bisik Jena. “Gak apa lagi! Kan kita harus
menikmati selagi kita bisa!” Sahut Mosa. Selagi Jena dan Mosa berdebat, Kyara
sibuk dengan kamera DSLR miliknya.
Kyara memotret seluruh pemandangan yang ia lihat di bandara P. Sykoku. “Ah, Kyara dari tadi motret terus! Ayo, buruan!
Kita kan harus jalan-jalan keliling Matsuyama.” Kata Mosa. “Iya,Ra. Cepetan
yuk! Kita juga belum cari penginapan lho!” Lanjut Jena. “Bentar, tanggung nih!”
Kata Kyara tanpa melihat ke arah Jena dan Mosa. “Kyara!” Bentak Jena dan Mosa.
“Iya-iya. Dasar, kalian berdua sama bawelnya
ya!” Kata Kyara yang lengannya sudah ditarik oleh Jena dan Mosa. Akhirnya
mereka pergi ke Matsuyama. Setelah beberapa menit mereka sampai di Matsuyama.
“Eh, cari penginapan dulu yuk!” Ajak Jena. “Kenapa gak jalan-jalan dulu?” Tanya
Mosa. “Ini udah hampir malem. Nanti jalan-jalannya di sekitar penginapan dulu.
Besok pagi, baru kita jalan-jalan.” Jawab Jena. “Tapi kan aku pengen
jalan-jalan. Kyara juga pengen motret pemandangan malam hari kok! Iya kan
Kyara?” Tanya Mosa. “Bener juga kata Jena, sebaiknya kita cari penginapan
dulu.” Kata Kyara. Mosa hanya menunjukkan wajah kecewanya. Akhirnya, mereka
bertiga mencari penginapan. Setelah hampir satu jam mencari penginapan, mereka
bertiga akhirnya mendapat penginapan. Penginapan Yuan Harada.
“Eh,
di penginapan ini ada kamar kosong.
Maksimal satu kamar 2 orang. Gimana?” Jena meminta pendapat dari Kyara dan
Mosa. “Aku mau, asalkan aku enggak
tidur sendiri.” Kata Mosa dengan kemanjaannya. “Ya udah. Ntar aku yang sendiri
aja!” Kata Kyara dengan lantang. “Gak apa Ra? Kalo mau, kamu satu kamar sama
Mosa aja. Biar aku yang sendiri.” Tawar Jena. “Iya. Jena kan pemberani, jago
beladiri lagi. Kalo ada apa-apa dia kan bisa ngatasin semuanya.”Tambah Mosa. “Gak apa kok. Tapi kamarnya
sebelahan ya!” Kata Kyara. “Okelah kalau begitu.” Sahut Jena. Akhirnya, mereka
bertiga memesan 2 kamar. Kamar no. 123 dan 124. Akhirnya, mereka bertiga naik
ke lantai dua dan masuk ke kamar masing-masing. Karena sangat lelah, Jena dan
Mosa langsung tidur,bahkan mereka lupa jika mereka ingin jalan-jalan. Sedangkan
Kyara ingin mandi dulu. Setelah mandi, Kyara memutuskan untuk segera tidur.
Namun, matanya tak bisa tertutup. Akhirnya, Kyara memutuskan untuk jalan-jalan
keluar. Tok… Tok… Tok… “Jena, Mosa, aku gak bisa tidur nih. Aku mau jalan-jalan
keluar. Kalian mau ikut enggak?”
Tanya Kyara sambil mengetuk pintu kamar Jena dan Mosa, kamar 123. Namun, tak
ada jawaban. “Pasti mereka udah tidur.” Gumam Kyara. Akhirnya, Kyara memutuskan
untuk jalan-jalan sendiri. Kyara pun tak lupa membawa kamera miliknya.
No comments:
Post a Comment